mengurangi-sifat-konsumtif

Tips Mengurangi Sifat Konsumtif

Pastinya kita pernah dalam hidup ini berbelanja kebutuhan sehari-hari, baik itu yang bersifat primer maupun sekunder. Saya jadi ingat ketika duduk di bangku SD, guru menjelaskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bahwa manusia itu memiliki 3 kebutuhan yaitu:

  1. Kebutuhan pokok atau primer. Kebutuhan ini berkaitan dengan pemenuhan hajat hidup manusia, yang apabila tidak dipenuhi maka bisa menghilangkan nyawa. Misalnya saja makan, minum, pakaian dan tempat tinggi. Kalau kita tidak makan, maka bukan tidak mungkin akan kurang gizi bahkan yang lebih parah dapat menyebabkan kematian.
  2. Kebutuhan sekunder. Kebutuhan ini tingkatannya di bawah kebutuhan primer dan apabila tidak dipenuhi maka manusia masih bisa bertahan hidup. Contoh kebutuhan sekunder adalah meja dan kursi makan, rak pakaian dan beberapa barang pelengkap rumah. Sebenarnya kita makan bisa di lantai hanya dengan beralaskan tikar. Adanya meja dan kursi makan hanya sebagai pelengkap agar rumah terlihat rapi. Jika belum ada dana untuk membeli meja dan kursi makan, maka sebaiknya tunda keinginan untuk membeli barang tersebut sampai Anda punya budget yang cukup.
  3. Kebutuhan tersier dimana kebutuhan ini sama sekali tidak berdampak apapun apabila kita tidak memenuhinya. Contohnya saja membeli AC atau Air Conditioner, membeli mobil baru dan benda-benda yang sifatnya pelengkap dalam hidup. Jika tidak ada Air Conditioner, maka kita bisa menggunakan kipas angin biasa untuk menghadirkan rasa sejuk ketika cuaca sedang panas-panasnya.
Sumber: Pexels

Namun pada beberapa orang, ada yang suka membeli barang-barang tanpa mengetahui fungsinya terlebih dahulu. Asal suka dengan bentuknya, maka langsung beli bahkan tak melihat harga. Saya pernah mengalaminya. Saking senengnya dapat rejeki nomplok, jalan-jalanlah saya ke salah satu swalayan di Surabaya.

Saya membeli sebuah wadah yang menyerupai gelas. Harganya sih tidak terlalu mahal. Karena saya suka dengan bentuknya yang unik dan lucu, akhirnya pergi ke kasir dan membayarnya. Keesokan harinya saya minum dengan menggunakan wadah tersebut. Bentuknya seperti gelas banget, dan saya suka sekali minum kopi susu pakai wadah itu. Namun akhirnya saya pun mulai bosan dan mulai meninggalkan barang itu di rak dapur. Andai saya tak perlu membeli barang itu maka saya sudah hemat sekian rupiah dan rak di dapur tak perlu penambahan barang lagi.

Sebenarnya sifat konsumtif dalam diri kita bisa kok dihilangkan atau diminalkan, agar hidup menjadi lebih terencana. Terencana dalam hal ini tentu saja berkaitan dengan kondisi finansial yang kita miliki. Beberapa tips untuk mengurangi sifat konsumtif dalam diri kita antara lain:

Kalau Anda bijak mengatur keuangan dan punya tujuan di masa depan, maka membeli barang-barang tak perlu mestinya sudah dihindari sejak lama. Tas kerja di rumah sudah ada 3, maka tidak perlu lagi membeli tas baru hanya demi dipandang fashionable.

  • Jangan terpengaruh dengan lingkungan sekitar

Tadinya saya menganggap jika punya barang bermerk maka akan menimbulkan rasa percaya diri ketika memakainya. Ternyata saya malah takut jika barang bermerk itu hilang dicuri atau karena kelalaian diri sendiri. Akhirnya saya putuskan untuk membeli barang sesuai kebutuhan saja. Tak perlu bermerk tapi punya fungsi yang maksimal.

Tidak perlu malu ketika teman memakai pakaian branded sementara kalian tidak. Percaya diri itu timbul bukan karena kita menggunakan pakaian branded namun karena kita mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.

  • Berbelanja sesuai kebutuhan

Berbelanja sesuai kebutuhan itu penting bagi kita semua. Selain bisa menghemat anggaran rumah tangga, juga bisa menjadikan rumah terlihat lebih rapi. Coba saja kalian beli barang-barang yang tidak ada fungsi, lalu meletakkan di rumah tanpa penataan yang benar. Yang ada rumah nampak berantakan. Coba mulai untuk bisa hidup minimali mulai dari sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *