Gaya Hidup Mewah: Sebuah Pilihankah?

Gaya hidup mewah:perlukah?

Pernahkah kalian melihat seseorang berpenampilan bak sultan namun isi dompetnya kosong? Saya pernah melihat sendiri dimana itu adalah teman saya. Sebenarnya banyak sekali kok fenomena seperti itu di sekeliling kita dimana seseorang rela terlihat mewah meskipun dia sedang menanggung beban finansial yang cukup berat.

Saya tidak ingin ghibah atas nama satu atau dua orang yang memiliki gaya hidup mewah namun justru ingin menceritakan fenomena gaya hidup mewah yang mungkin dialami oleh sebagian orang di kota besar. Bukan hanya di kota besar, bahkan di kota kecil pun ada juga lho orang yang ngoyo harus nampak wah di hadapan tetangga-tetangganya.

Definisi Gaya Hidup Mewah

Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti ketika seseorang menerapkan gaya hidup mewah. Dan sejujurnya gaya hidup mewah itu relatif juga. Misalkan Nona Anis merasa dengan menggunakan pakaian dengan harga 500 ribu bukan sesuatu hal mewah namun Nona Ida beranggapan berpakaian seharga tersebut bisa cukup untuk makan dirinya dan keluarga selama dua minggu. Jadi tidak ada definisi mutlak dari gaya hidup mewah.

Namun yang saya sesalkan adalah ketika seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya yang serba mahal sementar di satu sisi ada tagihan kartu kredit yang harus dibayar setiap bulannya dan itu jumlahnya tak main-main. Nyatanya, itulah realita yang ada di masyarakat kita.

Pernah saya lihat status di selebgram tanah air dimana salah satu followernya berniat untuk meminjam uang pada selebgram tersebut. Folower tersebut mengakui bahwa dia memiliki pinjaman di beberapa marketplace yang menawarkan fasilitas pay later. Yang dipertanyakan adalah apakah seseorang yang menggunakan fasilitas pay later pada marketplace betul-betul menggunakannya untuk kepentingan darurat.

Tanda Seseorang Menerapkan Gaya Hidup Mewah

Jika kalian sering mengamati kondisi lingkungan pergaulan sekitar dimana mungkin ada beberapa teman yang bergaya hidup hedon, maka bisa kok melihat tanda seseorang menerapkan gaya hidup mewah. Sebut saja:

  • Tidak Mau Menggunakan Barang-Barang Murah

Bagi orang yang suka bergaya hidup mewah, membeli barang seharga lima puluh ribu mungkin merupakan sesuatu hal yang memalukan. Ada standar harga tersendiri yang dia tetapkan ketika mengenakan pakaian, jam tangan maupun smartphone. Saya pernah menemukan seseorang yang memiliki smartphone seharga 5 juta rupiah! Wow sekali bagi saya. Padahal yang saya tahu smarthpone yang dia pakai hanya untuk pemakaian sederhana. Coba kalau saya seorang bloger diberi smarthphone seharga 8 juta, sudah saya pergunakan dengan semaksimal mungkin.

  • Makan dan Minum di Tempat yang Berkelas

Minum kopi kekinian atau nongkrong di cafe terkenal seolah sudah jadi gaya hidup yang sukar untuk dilepaskan. Entah apa ada orang dengan gaya hidup mewah tapi masih suka makan di warung pinggir jalan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan standar mereka untuk makan dan minum di tempat bergengsi namun jika kita bisa makan di tempat makan dengan harga yang lebih miring sedikit, mengapa tidak?

  • Menghabiskan 70% Pendapatannya Hanya Untuk Konsumtif

Sebenarnya 70% itu hanya tulisan saya saja. Saya belum melakukan riset juga sih terkait apa benar 70% pendapatan orang dengan gaya hidup mewah lebih banyak dibelanjakan untuk hal konsumtif. Namun memang pada beberapa orang yang saya amati, uang yang mereka miliki lebih digunakan untuk hal yang konsumtif dna bukan investasi. Sangat disayangkan juga, karena apabila mereka masih muda maka gaji yang diterima tiap bulannya bisa ditabung atau dijadikan barang berharga yang lebih menguntungkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *